Rabu, 21 September 2011

10 pelajar yang mengeroyok wratawan


1.kisah 10 pelajar yang mengeroyok wartawan.

Ada 10 Pelajar SMA 6 yang Terindikasi Mengeroyok Wartawan
Senin, 19 September 2011 , 12:16:00 WIB


http://www.rakyatmerdekaonline.com/images/berita/normal/771859_12255119092011_tawuran.jpg
ILUSTRASI/IST
  
RMOL. Situasi pasca bentrokan antara wartawan dan siswa SMA 6 di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, masih memanas.
Setelah ratusan siswa SMA 6 menyerang 15 wartawan yang menggelar aksi, puluhan wartawan lain pun datang membantu. Begitu pula polisi, terus menambah personil.
Saat ini polisi menyisir ratusan siswa ke arah Jalan Mahakam. Sementara wartawan tetap bertahan di depan sekolah SMA 6.
Sementara di dalam seklah, masih berlangsung pemeriksaan kepada siswa terkait penganiayaan terhadap jurnalis Trans7, Oktaviardi. Pemeriksaan ini dilakukan oleh polisi, para guru, dan beberapa wartawan dihadirkan sebagai saksi.
Kini sudah terindikasi ada sepuluh pelajar yang menganiaya dan menyita kaset kamera milik Oktaviardi.
Sejumlah wartawan yang sedang mendemo SMA 6 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dikeroyok ratusan siswa sekolah tersebut yang baru saja keluar beristirahat. Wartawan yang ketika itu hanya mendemo dengan damai tak tahu menahu bawah dirinya diserang.
“Kami tak menyangka, siswa sekolah itu begitu brutal seperti barbar,” ujar seorang Wartawan E Radio, Widi, saat dihubungi, Senin (19/9). Dirinya yang sejak pukul 9.00 WIB berada di depan sekolahan menjalankan aksi damai, tiba-tiba langsung diserang ratusan siswa yang baru keluar sekolah pada pukul 12.30 WIB.
Pihak wartawan menjalankan aksi demo untuk bertemu dengan pihak sekolah terkait insiden pengeroyokan Wartawan Trans 7, Oktaviardi, beberapa hari lalu. Mereka ingin meminta pertanggungjawaban pihak sekolah terkait insiden itu.
Oktaviardi berada di wilayah Blok M saat tawuran terjadi yang melibatkan pelajar SMAN 6. Melihat insiden tersebut, Oktaviardi lalu mengambil gambar tawuran.
Tak disangka, Oktaviardi terjebak di antara dua kelompok siswa yang bertikai. Tidak lama, Oktaviardi kemudian didatangi oleh beberapa siswa berseragam dan kemudian meminta kaset yang berisi rekaman. Sejumlah siswa melancarkan bogem mentah ke wajah Oktaviardi.
Okta dan kru Trans7 kemudian meminta pertanggungjawaban pihak sekolah. Sebab, para saksi menyebutkan anak-anak yang memukulinya adalah siswa SMA 6. Saat mendatangi sekolah, ia diterima seorang satpam bernama Cecep. Satpam itulah yang menghubungkannya dengan Ibu Rusni, bagian kesiswaan SMA 6, melalui telepon milik Cecep.Namun, Rusni malah mempertanyakan kebenaran cerita pemukulan itu. Menurutnya, pemukulan itu bisa dilakukan oleh siapa saja, bisa oleh alumni atau oleh siswa dari sekolah lain.

Belum terjadi perundingan, tiba-tiba siswa sekolah tersebut membuat ulah lagi. Kali ini ratusan pelajar tersebut menyerang membabi buta. Insiden ini mengakibatkan fotografer Media Indonesia, Panca, mengalami luka lebam di bagian wajah. Wartawan Rakyat Merdeka Online, Elshinta, dan Metro TV, juga menjadi sasaran aksi brutal mereka.
 Jakarta - Polrestro Jakarta Selatan mengincar oknum pelajar SMA yang menulis status pada jejaring sosial Twitter, terkait insiden bentrokan antara puluhan wartawan dengan ratusan siswa SMA Negeri 6 Bulungan, Jakarta."Kita akan pilih kasus per kasus, termasuk pernyataan di Twitter atas nama Gilang Perdana," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Imam Sugiyanto di Jakarta, Senin malam (19/9).
Imam mengatakan, penyidik akan mencari penyebab insiden itu, pelaku, maupun korban pemukulan, termasuk pemanggilan terhadap Gilang Perdana, yang diduga salah seorang siswa yang mengeroyok wartawan hingga terluka.
"Kalau memang dia (Gilang) mengatakan pemukul, perlu saksi untuk membuktikannya," ujar Imam, seraya menambahkan, teman Gilang juga harus bekerja sama menjadi saksi.
Namun Iman menyatakan, penyidik akan memastikan terlebih dulu, apakah Gilang Perdana merupakan pelajar SMAN 6 Bulungan, kepada pihak sekolah.
Perwira menengah kepolisian itu, menyebutkan, penyidik juga akan menelusuri informasi adanya keterlibatan guru saat bentrokan antara siswa dengan wartawan.Imam meminta masyarakat maupun wartawan yang memiliki bukti maupun data menyerahkan kepada petugas kepolisian, guna penyelidikan lebih lanjut.
Aksi bentrokan itu bermula, saat puluhan wartawan tengah berunjuk rasa di SMA Negeri 6, memprotes tindakan pengeroyokan dan perampasan kaset kamerawan stasiun Trans 7, Oktaviardi, Jumat (16/9).
Aparat kepolisian sempat berupaya mengatasi keributan, namun jumlah siswa yang terlibat bentrok cukup banyak, sehingga polisi kewalahan.
Aksi tawuran itu melukai sedikitnya 10 orang wartawan dan tujuh orang siswa SMA Negeri 6 Bulungan, Jakarta Selatan.Wartawan yang melapor, antara lain, fotografer Kompas.com Banar Fil Ardi, fotografer harian Seputar Indonesia Yudistiro Pranoto, juru kamera Trans 7 dan fotografer Media Indonesia Panca Saukani.
Imam menambahkan, pihak siswa yang juga menjadi korban pemukulan juga akan melaporkan wartawan yang diduga melakukan penganiayaan, Selasa (20/9). "Besok (Selasa) diwakilkan guru akan melaporkan wartawan," tutur Imam. [TMA, Ant]



Top of Form
Bottom of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar