Kamis, 22 September 2011

LINKIN PARK MENGGUNCANG SENAYAN


Tanpa basa-basi Linkin Park langsung menggeber konser yang bertajuk Linkin Park A Thousand Suns World Tour 2011 ini dengan empat lagu dan disambut dengan teriakan penonton  yang tidak kalah keras dengan vokal Chester dan Mike Shinoda.
"Jakarrtaaa, terimakasih banyak. Cantik sekali malam ini. Terimakasih sudah datang," sapa Chester dalam konser Linkin Park di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta (21/9/2011).
Konser malam ini, terlihat begitu spektakuler, pasalnya dilengkapi dengan sound system yang mumpuni, lighting yang standar namun maksimal, dan permainan video mapping dari awal sampai akhir.
Mike dalam konser ini, lebih banyak memainkan gitar dan beberapa kali sempat menunjukkan aksinya dengan synthesizer. Sayangnya Chester tidak terlalu banyak menyapa para penggemarnya, sehingga konser terasa begitu singkat. Dari satu lagu ke lagu lainnya disambung terus menerus, namun cukup memuaskan penggemarnya.
Dengan durasi kurang lebih satu setengah jam, Linkin Park sukses membawakan 19 lagu diantaranya Numb, New Divide, Faint, Breaking The Habit, Shadow Of The Day, The Catalyst, In The End, Crawling, One Step Closer, dan 'What I've Done'
Aksi mereka ditutup dengan membawakan Bleed It Out yang dimedley dengan A Place For My Head, lalu para personil pun pergi meninggalkan panggung meskipun penonton masih merasa kurang.

Kasus Angelina sondakh


JAKARTA, KOMPAS.com — Angelina Sondakh, anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Demokrat, dijadwalkan diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (15/9/2011) pekan ini.Ia akan diperiksa sebagai saksi untuk Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus korupsi wisma atlet SEA Games Palembang. Hal itu dikatakan Juru Bicara KPK Johan Budi SP di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (13/9/2011)."Angelina Sondakh rencananya hari Kamis diperiksa sebagai saksi untuk tersangka MN," kata Johan.Menurut Johan, Angelina bakal diperiksa dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR. Nama Angelina beberapa kali disebut oleh Nazaruddin terkait dalam beberapa proyek. Sementara itu, untuk pemanggilan Wayan Koster, Johan menyatakan belum mengetahuinya. "Belum tahu," ujar Johan.
(http://nasional.kompas.com/read/2011/09/13/14292030/Kamis.Ini.Angelina.Sondakh.Diperiksa.KPK)
DI TANYA KASUS ANGELINA SONDAKH MENGHINDAR.
Kapanlagi.com - Hadir dalam Seputar Indonesia Awards, artis Angelina Sondakh turut memberikan apresiasi terhadap pagelaran yang memberikan penghargaan pada orang-orang terbaik Indonesia dalam beberapa kategori. "Menyempatkan diri memang untuk datang ke sini, apalagi kan saya diundang. Saya rasa ini positif ya, dengan penghargaan seperti ini," ucap Angelina Sondakh usai acara di Studio 4 RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (17/05/2011).Angie, demikian biasa dipanggil, pun sangat terbuka ketika bicara tentang ketiga anaknya. Saat itu, dirinya berencana akan jalan-jalan bersama sang anak."Anak-anak sehat, setelah ini mau jalan sama mereka, makasih ya," ujarnya lagi. Namun saat ditanya kasus dugaan suap dan korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang yang diduga juga menyeret namanya, Putri Indonesia 2001 ini memilih untuk diam dan meninggalkan para wartawan."Terima kasih banget ya," tutur istri mendiang Adjie Massaid sambil berlalu menuju mobilnya. (kpl/ato/dar)
(http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/ditanya-kasus-korupsi-angelina-sondakh-menghindar.html)

Keluarnya briptu norman dari kepolisian


Jakarta - Orang tua Briptu Norman Kamaru mengisahkan alasan anak lelakinya mengundurkan diri dari instansi Polri. Norman merasa kesal karena sempat ditangkap dua kali saat tengah melakukan show menyanyi.
Keluh kesah Norman ini disampaikan orang tua Norman, Halima Martinus dan Idris Kamaru, dan kakak kakak kandung Norman, Kaima Kamaru, dihadapan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam. "Keluar daerah sudah ditangkap," kata Kaima depada Anton, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (19/9/2011).
Alasan Norman ditangkap, lanjut Kaima, karena Norman melakukan kegiatan menyanyi saat waktu tugas dinas sebagai anggota Brigadir Mobil Kepolisian Daerah Gorontalo.
Norman terpaksa nekat melakukan show menyayi tanpa izin instansinya, karena tak diberi izin oleh atasannya. "Agak susah izin untuk manggung," keluh Kaima di hadapan Anton.
BRIPTU NORMAN KELUAR POLISI RUGI
JAKARTA, PedomanNEWS.com - Indonesian Police Watch (IPW) meminta Mabes akan jangan membiarkan Briptu Norman Kamaru mundur sebagai anggota Brimob Polda Gorontalo. Karena menurut IPW kesan humanis yang ditampilan Norman memberi pengaruh positif terhadap Korps Bhayangkara."Seharusnya Briptu Norman jangan dibiarkan keluar dari polisi, kalau keluar yang rugi polisi. Norman membawa warna baru sehingga masyarakat bersimpati sama polisi," ujar Ketua Presidium IPW, Neta S Pane seperti yang dilansir detikcom, Selasa (20/9/2011). Neta menyarankan, agar posisi Norman sebaiknya dipindah dari Brimob ke bagian Humas. Posisi Humas yang banyak bersentuhan dengan masyarakat akan semakin memunculkan kesan ramah jika Norman berada di sana. Waktu bekerja di Humas dinilai lebih fleksibel untuk Norman ketimbang di Brimob. "Sebaiknya Norman dipindahkan dari Brimob ke Humas. Sehingga misi polisi bersahabat dengan masyarakat dapat terwujud. Norman dapat menarik simpati masyarakat," jelasnya. Namun Neta tetap mengingatkan, sebagai prajurit Norman harus menomorsatukan tugasnya di Polri. Loyalitas sebagai anggota di atas kepentingan pribadi. "Tetap tugas di Polri diprioritaskan," tandasnya.
(http://pedomannews.com/nasional/berita-nasional/sosial-budaya/7664-ipw-kalau-briptu-norman-keluar-yang-rugi-polisi)

korupsi wisma atlet


Rabu, 14 September 2011 13:28 WIB
Laporan Wartawan Tribunnews.com Vanroy Pakpahan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa kasus suap pembangunan Wisma Atlet Mindo Rosalina Manullang mempunyai harapan khusus terhadap anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh yang akan diperiksa penyidik KPK, Kamis (15/9/2011) esok.Rosa berharap, Angelina dapat memberikan keterangan yang sejujur-jujurnya terkait perkara yang melilit wanita berkacamata itu. "Ya silakan Bu Angie bicara sejujurnya yang dia tahu dengan kejadian perkara saya," tuturnya di Pengadilan tipikor, Rabu (14/9/2011).Rosa juga berharap keterangan Angie dapat berpihak padanya. "Bisa meringankan saya," ucapnya.Rosa sendiri enggan berargumentasi perihal terlibat atau tidaknya Angie dalam kasus suap pembangunan Wisma Atlet. "Kalau itu saya tidak tahu, yang penting kan nanti penyidik KPK lebih pintar lebih profesional untuk mengungkap," imbuhnya.Terkait komunikasinya dengan Angie melalui fasilitas blackberry messenger BBM), Rosa menyerahkan sepenuhnya kepada mantan Putri Indonesia itu untuk menjelaskannya. "Kalau masalah BBM itu, nanti biarkan dia memberikan yang dia tahu, yang dia maksud BBM dia kepada saya," ujarnya.
TRANSAKSI TERKAIT KORUPSI PEMBANGUNAN WISAM ATLET CAPAI 4,9M.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Transaksi tertinggi terkait kasus korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games mencapai angka Rp 4,9 Miliar. Direktur Pengawasan dan Kepatuhan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan, Subiantoro, mengungkapkan transaksi tersebut dilakukan oleh perusahaan.
Menurutnya, transaksi dari proyek yang melibatkan sekretaris menteri pemuda dan olahraga, Wafid Muharram merupakan satu dari tiga belas Laporan Hasil Analisis yang berhasil ditelisik PPATK dari delapan bank. Untuk transaksi individu, ungkapnya, mencapai angka Rp 2,5 Miliar. "Untuk nilai transaksi keseluruhan teman-teman tim analis sedang melakukan pengkajian lebih lanjut," ujarnya di Jakarta, Senin (6/6).
Subiantoro mengungkapkan semua transaksi tersebut dilakukan oleh para aktor yang selama ini disebut terlibat dalam korupsi tersebut. "PPATK tidak boleh menyebut nama orang dan nama bank. Pokoknya terkait pihak-pihak itulah," katanya menjelaskan.

KPK menangkap tangan sekretaris menteri pemuda dan olahraga, Wafid Muharram sesaat setelah menerima suap dari Direktur Marketing PT Duta Graha Indah (DGI) M El Idris dan Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang alias Rosa. Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Cek senilai Rp 3,2 miliar yang ikut dibawa KPK saat penangkapan dilakukan diduga merupakan tiga persen dari 15 persen 'success fee' untuk proyek pembangunan wisma atlet di Jakabaring, Palembang. Wisma itu sendiri dianggarkan senilai Rp 191 miliar dan berupa 'block grant'. Kasus dugaan korupsi ini
pun menyeret nama Bendahara Umum Partai Demokerat M Nazaruddin yang ternyata merupakan komisaris dari PT Anak Negeri, tempat tersangka Rosa bekerja.

Rabu, 21 September 2011

10 pelajar yang mengeroyok wratawan


1.kisah 10 pelajar yang mengeroyok wartawan.

Ada 10 Pelajar SMA 6 yang Terindikasi Mengeroyok Wartawan
Senin, 19 September 2011 , 12:16:00 WIB


http://www.rakyatmerdekaonline.com/images/berita/normal/771859_12255119092011_tawuran.jpg
ILUSTRASI/IST
  
RMOL. Situasi pasca bentrokan antara wartawan dan siswa SMA 6 di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, masih memanas.
Setelah ratusan siswa SMA 6 menyerang 15 wartawan yang menggelar aksi, puluhan wartawan lain pun datang membantu. Begitu pula polisi, terus menambah personil.
Saat ini polisi menyisir ratusan siswa ke arah Jalan Mahakam. Sementara wartawan tetap bertahan di depan sekolah SMA 6.
Sementara di dalam seklah, masih berlangsung pemeriksaan kepada siswa terkait penganiayaan terhadap jurnalis Trans7, Oktaviardi. Pemeriksaan ini dilakukan oleh polisi, para guru, dan beberapa wartawan dihadirkan sebagai saksi.
Kini sudah terindikasi ada sepuluh pelajar yang menganiaya dan menyita kaset kamera milik Oktaviardi.
Sejumlah wartawan yang sedang mendemo SMA 6 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dikeroyok ratusan siswa sekolah tersebut yang baru saja keluar beristirahat. Wartawan yang ketika itu hanya mendemo dengan damai tak tahu menahu bawah dirinya diserang.
“Kami tak menyangka, siswa sekolah itu begitu brutal seperti barbar,” ujar seorang Wartawan E Radio, Widi, saat dihubungi, Senin (19/9). Dirinya yang sejak pukul 9.00 WIB berada di depan sekolahan menjalankan aksi damai, tiba-tiba langsung diserang ratusan siswa yang baru keluar sekolah pada pukul 12.30 WIB.
Pihak wartawan menjalankan aksi demo untuk bertemu dengan pihak sekolah terkait insiden pengeroyokan Wartawan Trans 7, Oktaviardi, beberapa hari lalu. Mereka ingin meminta pertanggungjawaban pihak sekolah terkait insiden itu.
Oktaviardi berada di wilayah Blok M saat tawuran terjadi yang melibatkan pelajar SMAN 6. Melihat insiden tersebut, Oktaviardi lalu mengambil gambar tawuran.
Tak disangka, Oktaviardi terjebak di antara dua kelompok siswa yang bertikai. Tidak lama, Oktaviardi kemudian didatangi oleh beberapa siswa berseragam dan kemudian meminta kaset yang berisi rekaman. Sejumlah siswa melancarkan bogem mentah ke wajah Oktaviardi.
Okta dan kru Trans7 kemudian meminta pertanggungjawaban pihak sekolah. Sebab, para saksi menyebutkan anak-anak yang memukulinya adalah siswa SMA 6. Saat mendatangi sekolah, ia diterima seorang satpam bernama Cecep. Satpam itulah yang menghubungkannya dengan Ibu Rusni, bagian kesiswaan SMA 6, melalui telepon milik Cecep.Namun, Rusni malah mempertanyakan kebenaran cerita pemukulan itu. Menurutnya, pemukulan itu bisa dilakukan oleh siapa saja, bisa oleh alumni atau oleh siswa dari sekolah lain.

Belum terjadi perundingan, tiba-tiba siswa sekolah tersebut membuat ulah lagi. Kali ini ratusan pelajar tersebut menyerang membabi buta. Insiden ini mengakibatkan fotografer Media Indonesia, Panca, mengalami luka lebam di bagian wajah. Wartawan Rakyat Merdeka Online, Elshinta, dan Metro TV, juga menjadi sasaran aksi brutal mereka.
 Jakarta - Polrestro Jakarta Selatan mengincar oknum pelajar SMA yang menulis status pada jejaring sosial Twitter, terkait insiden bentrokan antara puluhan wartawan dengan ratusan siswa SMA Negeri 6 Bulungan, Jakarta."Kita akan pilih kasus per kasus, termasuk pernyataan di Twitter atas nama Gilang Perdana," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Imam Sugiyanto di Jakarta, Senin malam (19/9).
Imam mengatakan, penyidik akan mencari penyebab insiden itu, pelaku, maupun korban pemukulan, termasuk pemanggilan terhadap Gilang Perdana, yang diduga salah seorang siswa yang mengeroyok wartawan hingga terluka.
"Kalau memang dia (Gilang) mengatakan pemukul, perlu saksi untuk membuktikannya," ujar Imam, seraya menambahkan, teman Gilang juga harus bekerja sama menjadi saksi.
Namun Iman menyatakan, penyidik akan memastikan terlebih dulu, apakah Gilang Perdana merupakan pelajar SMAN 6 Bulungan, kepada pihak sekolah.
Perwira menengah kepolisian itu, menyebutkan, penyidik juga akan menelusuri informasi adanya keterlibatan guru saat bentrokan antara siswa dengan wartawan.Imam meminta masyarakat maupun wartawan yang memiliki bukti maupun data menyerahkan kepada petugas kepolisian, guna penyelidikan lebih lanjut.
Aksi bentrokan itu bermula, saat puluhan wartawan tengah berunjuk rasa di SMA Negeri 6, memprotes tindakan pengeroyokan dan perampasan kaset kamerawan stasiun Trans 7, Oktaviardi, Jumat (16/9).
Aparat kepolisian sempat berupaya mengatasi keributan, namun jumlah siswa yang terlibat bentrok cukup banyak, sehingga polisi kewalahan.
Aksi tawuran itu melukai sedikitnya 10 orang wartawan dan tujuh orang siswa SMA Negeri 6 Bulungan, Jakarta Selatan.Wartawan yang melapor, antara lain, fotografer Kompas.com Banar Fil Ardi, fotografer harian Seputar Indonesia Yudistiro Pranoto, juru kamera Trans 7 dan fotografer Media Indonesia Panca Saukani.
Imam menambahkan, pihak siswa yang juga menjadi korban pemukulan juga akan melaporkan wartawan yang diduga melakukan penganiayaan, Selasa (20/9). "Besok (Selasa) diwakilkan guru akan melaporkan wartawan," tutur Imam. [TMA, Ant]



Top of Form
Bottom of Form