Selasa, 01 November 2011

Ancaman Krisis Bank Eropa Hantui Rupiah

Headline
Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya karena krisis utang Eropa masih jadi fokus pasar. Karena itu, laju rupiah sangat tergantung pada perkembangan resolusi krisis Uni Eropa dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa yang akan kembali digelar besok, Rabu (26/10).

Karena itu, lanjutnya, rupiah masih akan konsolidasi cenderung melemah. "Tapi, pelelmahan itu tidak akan signifikan dalam kisaran 8.850-8.950 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, lanjutnya, dini hari tadi, Presiden European Central Bank (ECB) Jean-Claude Trichet berpidato. "Isinya menegaskan ancaman krisis perbankan yang tengah dialami Eropa," tandasnya.

Memang, semalam ada juga pidato dari salah satu anggota The Fed yang agak dovish (pro stimulus moneter dengan penurunan suku bunga). "Tapi, meski dovish pasar akan lebih condong merespon pidato Trichet sehingga sentimennya adalah pelemahan euro dan jadi tekanan bagi rupiah," tandasnya.

Di sisi lain, pelemahan rupiah juga karena siang nanti akan dirilis data sentimen konsumen Jerman untuk September 2011 yang angkanya diperkirakan turun jadi 5,1 dari sebelumnya 5,2. "Tapi, rupiah tidak akan mengalami pelemahan yang tajam karena pasar menanti KTT Uni Eropa besok dan ada harapan para menteri keuangan bisa menemukan resolusi krisis meskipun belum pasti," imbuhnya.
sumber : http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1788817/ancaman-krisis-bank-eropa-hantui-rupiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar